Kamis, 30 Januari 2014

Gerakan Seribu Home Industri Syariah Dalam Peningkatkan Kesejahteraan Masyrakat Di Desa Kalipucang

Jreng..jreng...jreng... "dek, antum jadi garap PHBD(Program Hibah Bina Desa) tah? sudah H-6hari terhitung dari sekarang" sapa mas imam (saudara seatap). dengan santainya aku menjawab "gak wes mas, kayaknya ga' memungkinkan". selang beberapa jam tiba-tiba ada ide dalam pikiranku yang itu ada kaitannya dengan PHBD. ku tuliskan ide tersebut dalam sejarik kertas dan mencoba untuk mengkajinya kemudian pikiranku tertuju pada Desa Kalipucang-pasuruan (Rumah familyku) yang bisa dikatakan cocok untuk dijadikan objek untuk programku ini. dengan basmalah kuputuskan untuk mengikuti itu, berhubung program tersebut harus berangkat dari perwakilan organisasi intra kampus dan harus berkelompok, tidak perlu panjang lebar aku telfon ketum UKKI Fkip untuk minta izin mengikuti program tersebut serta minta rekomendasi yang bisa terlibat dalam rencana ini. dan alhamdulillah dalam waktu 4 hari proposalnya kelar.
perjuangannya tidak cukup sampai disini, salah satu persyaratan proposal tersebut juga harus di setujui kepala desa bersangkutan, H-2 hari yang bertepatan pada hari sabtu aku  menuju ke desa tersebut yang cukup jauh dari jember, Allah mempermudah langkahku, di desa tersebut saya bertemu pak koko (Dosen FKM Unej) dan lebih beruntungnya lagi kepala desanya yah bapaknya pak koko sehingga dipermudah. gak pake lama aku langsung menuju kantor pos di pasar nungkojajar yang  cukup jauh dari desa tersebut ditambah jalannya yang sulit di akses, setiba di kantor pos DOORRRRRRRR. sudah tutup bro!!! pikiran g karuan berpikir keras cari solusi, tiba dalam pikiran muncul kata "JNE", nanya orang2 dimana ada kantorJNE terdekat jawabnya kalau "kurang tau" yah "di lawang-malang". sekitar 30 km menaiki angkot ke arah sana, sepanjang perjalanan kanan kiri pemandangan yang luarbiasa. alhamdulillah nyampe di lawang dan proposal bisa terkirim...
berikut latar belakang dari program yang aku buat tersebut:
Sampai dengan tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi 12,49 persen dari 13,33 persen pada tahun 2010. Salah satu Keberhasilan dalam menurunkan tingkat kemiskinan diperoleh melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.(TNP2K 2011)
Perkembangan industri ekonomi syariah (Islam) telah banyak mengalami peningkatan dalam dua dekade terakhir. Diawali dengan oil price boom yang berdampak pada peningkatan investasi di negara Timur Tengah hingga beralihnya masyarakat dari ekonomi konvensional ke syariah setelah sejumlah krisis keuangan di AS. Sementara itu, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia terus bertumbuh mencapai rata-rata 40 persen setiap tahunnya dibandingkan pertumbuhan ekonomi konvensional yang hanya sebesar 19 persen. Bahkan, hingga saat ini, Indonesia disebut sejumlah kalangan sebagai negara dengan industri keuangan syariah terbesar di dunia dengan 22 ribu gerai koperasi syariah dan Balai Mandiri Terpadu.(REPUBLIKA, 15 Maret 2013)
Secara geografis, desa yang dijadikan sasaran program ini yaitu Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan yang berada di ketinggian 800-1100 meter di atas permukaan laut, dan memiliki Luas kilometer persegi. Desa Kalipucung berada di lereng sebelah barat pengunungan Tengger dan merupakan jalan pintas menuju kawasan Gunung Bromo dan beberapa tempat wisata yang lain.
Potensi Sumber Daya Alam (SDA) di desa ini sangat melimpah, kondisi tanah yang sangat subur bisa digunakan sebagai lahan perkebunan dan pertanian. Sehingga, sebagian besar tanah dijadikan lahan untuk membudidayakan komoditas pertanian yang bermacam-macam, seperti pisang, kopi, cengkeh, apel, durian, papaya, nangka, wortel dan susu (sapi perah).
Kekayaan SDA yang melimpah tersebut pada kenyataannya tidak diimbangi dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang seharusnya memadai untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekayaan alam itu. Sehingga masyarakat bisa meraup penghasilan yang lebih besar karena hasil panen dari komoditas pertanian milik masyarkat tidak dikelola menjadi suatu produk yang memiliki harga jual tinggi. Jadi secara umum kehidupan masyarakat masih dibawah rata rata atau miskin.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang menghambat perkembangan kesejahteraan desa Kalipucang yaitu karena kurangnya soft skill atau kemampuan yang dimiliki masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan produk baru serta kecilnya minat masyarakat dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan juga karena masyarakat masih awam dalam mengetahui cara pemanfaatan teknologi dalam pengelolahan produk serta minimnya informasi tentang kewirausahaan.
Dari semua paparan di atas, maka kami Mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Kerohanian Islam Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Jember menawarkan sebuah Ide yang sangat solutif untuk memberantas kemiskinan di Desa Kalipucang dengan sebuah Judul “Gerakan Seribu Home Industri SyariahDalam Peningkatkan Kesejahteraan Masyrakat Di Desa Kalipucang”.


proposal PHBD 2013 download disini-fatori

1 komentar:

  1. Saya alumni Fak Sastra jurusan Sastra Inngris - UNEJ 1998, kebetulan juga baru membeli lahan kecil di desa ini. Apakah program Anda sudah berjalan saat ini?

    BalasHapus