Analisis:
Sistem
pendididkan di Indonesia, ternyata masih harus berbenah dan terus di evaluasi.
Hal tersebut terbukti dengan masih banyaknya kecurangan-kecurangan dalam proses
ujian, baik itu ujian harian maupun Ujian Nasional. Di kalangan siswa, guru, dan
masyarakat umumnya. Ujian Nasional seakan-akan menjadi momok yang menakutkan.
Karena identik dengan penentuan nasib masa depan yang hanya di tentukan dalam 4
hari. Itu adalah penyebab mengapa masyarakat menjadikan Ujian Nasional sebagai
moster yang berbulu teks. Padahal pada sistem kali ini, kelulusan siswa tidak
hanya ditentukan oleh nilai UN namun nilai UAS dan Raport Siswa juga punya
peranan dalam penentuan kelulusan, namun hal tersebut tidak sedikitpun merubah paradigma
masyarakat tentang Ujian Nasional
Jika
dianalisis, sebenarnya kesalahan tidak terletak pada system Ujian Nasional,
akan tetapi lebih ditekankan pada sistem proses pendidikan sebelum ujian. Yaitu
siswa siswa harus benar-benar tidak dibiasakan melakukan kecurangan-kecurangan.
Kurikulum yang tidak diterapkan secara merata juga menimbulkan masalah
tersendiri.
Solusi:
Bukan
hanya system Ujian Nasional dan kelulusan siswa yang harus dibenahi. Namun juga
kepada kepribadian setiap siswa itu sendiri. Pendidikan karakter sejak dini
memang bagus, tetapi tidak cukup. Diperlukan pendidikan berbasis religi sejak
dini agar dapat menanamkan kepribadian siswa yang amanah, jujur dan
bertanggungjawab.
Selasa, 16 Agustus 2011
by. Fatori pamekasan