Perih……
Suatu rasa yang setiap hari harus aku rasakan
Namun aku harus melaluinya….
Panas….
Aku tidak boleh mengatkan apa-apa tentang istemewanya rasa ini
Rasa ini anugrah untukku, setiap hari aku harus menikmati rasa ini
Dingin….
Kadang rasa inilah yang membuatku benci dengan rasa ini,
Aku bahagia ketika rasa ini hadir, memberikan energi baru untuk jiwaku
Kesal…
Ini juga rasa yang kadang aku tidak ingin dia hadir tapi dia hadir
Untuk mengujiku, seberapa kuat tulang tubuhku, seberapa kuat tulang jiwaku untuk mampu bertahan
Rasanya ingin merobohkan ini semuanya….
Setiap hari harus menjalani rasa-rasa ini…
Setiap hari harus menikmati segarnya macam-macam rasa ini
Dalam hatiku aku berteriak …
Untuk apa kamu dilahirkan
Jika kamu tidak kuat merasakan semua rasa ini
Jangan sebut kamu sebagai manusia yang pantas untuk menghuni bumikU ini
Jika seandainya kamu tidak mau merasakan rasa-rasa itu semua
Bodoh…mengapa kamu mudah sekali untuk mengeluh
Perlahan…perlahan….
Selalu mencoba untuk menyakinkan pada diri ini
Agar selalu mensyukurinya
Mungkin ini adalah jalan yang telah digariskan
Inilah sandiwara bumi, kenapa kamu baru sadar bahwa
Hidup ini adalah sandiwara
Permainan topeng-topeng itu lah yang akan selalu menemanimu setiap harinya
Sesungguhnya rasa-rasa itulah yang harus kamu pahami
Sadar…sadar…..sadarlah wahai manusia…
Dari kebodohan yang kadang membodohi dirimu
Belenggu hitam mengusikmu!
Kediri,17 Okt 2013
Ima.udhma@yahoo.com
Puisi ini ditulis berdasarkan pengalamann nyata yang sering kali dialami oleh penulis
Suatu saat kau pasti akan membacanya lagi.. Ku tinggalkn komenan ini. Sebagai tanda kebodohanku. Namun tak ada yang perlu disesali. Setiap hal yang terjadi adalah sudah sesuai dengan jalannya. Kini ku harus lebih belajar lagi. Atau mungkin mnikmatinya saja. Karena semuanya akan tetap baik baik saja. Sakit perih itu semua hanya sementara. Dan pasti pulih oleh waktu. Atau bahkan berganti dengan sakit dan perih yang lain. Terimakasih telah mngajari banyak hal. Terimkasih. Walau aku tak pernah belajar. 😊
Kawan, suatu ketika mungkin kita pernah jatuh hati. Memendam rasa. Atau suka pada seseorang yang kita kagumi. Namun banyak sekali yang salah mengekspresikan cinta hingga ia terperdaya dengan cintanya. marilah kita alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat. Bukan hanya untuk memikirkan bahwa hanya dirinyalah yang terbaik bagi kita. Namun untuk mempersiapkan. Sehingga jika suatu saat kelak Allah telah berikan kepada kita satu yang tepat untuk diri kita, kita akan komitmen dengan dirinya.
Sahabatku, para pecinta sejati bukanlah ia yang mengumbar-umbar pesona cintanya. Namun para pecinta adalah ia yang siap komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya.
Saudaraku, mari kita bangun cinta hingga cinta kekal sampai surga...
Suatu saat kau pasti akan membacanya lagi..
BalasHapusKu tinggalkn komenan ini. Sebagai tanda kebodohanku. Namun tak ada yang perlu disesali. Setiap hal yang terjadi adalah sudah sesuai dengan jalannya.
Kini ku harus lebih belajar lagi. Atau mungkin mnikmatinya saja. Karena semuanya akan tetap baik baik saja.
Sakit perih itu semua hanya sementara. Dan pasti pulih oleh waktu. Atau bahkan berganti dengan sakit dan perih yang lain.
Terimakasih telah mngajari banyak hal. Terimkasih. Walau aku tak pernah belajar. 😊